SIROTULMUSTAQIM

Shirothulmustaqim.. suatu jalan lurus yang penuh rahmat dan selaras dengan fitroh manusia yang menjadi dasar formasi jiwa dan tubuh manusia. Selain jalan ini, semuanya adalah jalan kesengsaraan, baik di dunia maupun di akhirat. Shirothulmustaqim.. jalan satu-satunya yang akan menghantarkan penitinya ke tempat pertemuan dengan Pencipta jiwa dan raga manusia. Pencipta Yang Maha Agung, Maha Rahim dan Maha baik tak terhingga. Pertemuan yang merupakan puncak kebahagiaan yang tak terlukiskan. Kebahagiaan abadi.. yang tiada tara.. Hanya dengan meniti jalan ini, seseorang bisa menemui-Nya, setelah masuk ke dalam surga-Nya. Seluruh jalan selain jalan ini akan menghantarkan para penitinya ke gerbang-gerbang Jahannam, menenggelamkan mereka di lembah-lembah api yang berkobar-kobar dan penderitaan yang tak tertahankan. Hanya Shirothulmustaqim-lah jalan yang diakui Alloh dan Shirothulmustaqim itu adalah Islam itu sendiri.. Ya, Islam itu sendiri... tetapi Islam yang murni.

Demikian tingginya nilai jalan yang lurus ini... demikian pentingnya mendapatkan jalan ini untuk kemudian menitinya sampai akhir. Karena sangat penting dan sangat tingginya nilai jalan ini, maka wajiblah bagi kita semua untuk memusatkan seluruh daya yang kita miliki untuk mengenal jalan ini dan mempelajari rambu-rambunya. Sebelum itu dan lebih utama dari itu semua, hendaknya kita selalu memanjatkan do'a kepada Penguasa hati-hati kita dan Pemilik petunjuk yang benar agar Dia selalu melimpahkan hidayah-Nya bagi kita sehingga kita mendapatkan Shirothulmustaqim dan menitinya dengan mantap dan benar, serta tidak tergelincir hingga di penghujung jalan. Sudah seharusnya kita mempelajari dengan seksama "Rambu-rambu Utama Jalan Ini" satu persatu dan selalu bersentuhan dengan pengarahan-pengarahan yang bersangkutan dengan ranmbu-rambu ini agar rambu-rambu tersebut selalu menjadi pengiring kehidupan kita sampai akhir nafas kita ini terhembuskan.
*Berpegang teguhlah kepada Tauhid, menjadi rambu pertama dan utama. Barangsiapa yang konsisten berpegang teguh kepada tauhid yang benar, maka Alloh menjamin surga baginya, walau seberat apapun dosa-dosanya. Tetapi kita tidak bisa berpegang kepada tauhid dan menjauhi lawanya yaitu syirik, tanpa mempelajarinya dengan seksama. Semua tenaga dan waktu yang dicurahkan untuk mempelajari tauhid tidaklah seberapa di bandingkan dengan manfa'at tauhid yang kita peroleh dari hasil pengkajian tersebut.
*Yang kedua, Tauhid akan menjadi benar bila dikawal dengan Ittiba', yaitu pengikutan dalam memahami tauhid dan menerapkannya. Ittiba' adalah unsur utama dan satu-satunya yang mampu mengawal kemurnian agama Islam ini. Tanpa ittiba' dalam hal tauhid, maka tauhid bisa berbalik menjadi syirik! Tidak adanya pengawalan ittiba' dalam hal peribadatan, bahkan dalam hal aqidah sekalipun, berarti jatuh ke dalam kebid'ahan. Bid'ah sangatlah buruk! Bid'ah adalah pengubahan Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ..!! Bidah adalah meninggalkan Islam secara parsial dan pembunuhan terhadap Islam selangkah demi selangkah.
*Rambu Shirothulmustaqim yang ketiga adalah sumber hukum Islam yang benar. Perbedaan antara Islam dan agama-agama sesat atau antar agama-agama sesat itu sendiri sebenarnya disebabkan oleh perbedaan sumber pengambilan substansi agama-agama tersebut. Ketika sumber pengambilan substansi agama berbeda, maka ajaran agama-agama secara keseluruhan berbeda, walaupun secara parsial bisa saja ada komponen-komponen yang sama. Oleh karena itu, memilih sumber yang benar dalam agama Islam tanpa memasukkan sumber-sumber tambahan sangatlah penting sekali. Jika tidak tepat dalam menentukan sumber atau bertoleransi apalagi menerima masuknya sumber-sumber lain, maka yang terjadi adalah kebid'ahan. Ini berarti runtuhnya komponen-komponen Islam yang benar untuk diganti dengan komponen-komponen yang tidak datang dari Alloh dan tidak pernah diajarkan oleh Rosululloh . Sumber hukum yang benar dalam Islam yang murni adalah wahyu Alloh , karena agama ini adalah dari Alloh . Wahyu pertama yang berupa Al-Qur'an, baik lafaz-lafaznya maupun huruf-hurufnya secara murni adalah dari Alloh . Sedangkan wahyu kedua adalah hadits-hadits Rosululloh yang substansi (makna)nya berasal dari Alloh tetapi disampaikan oleh perkataan Rosululloh, perbuatan dan ketetapannya.
*Rambu Shirothulmustaqim yang keempat yang tidak kalah pentingnya adalah pengikutan kepada para sohabat dalam memahami Al-Qur'an dan hadits serta dalam memahami ajaran-ajaran Rosululloh , yang berarti mengikuti mereka dalam menerapkan ittiba'. Sebagai contoh dan untuk lebih memperluas pengertian kita tentang hal ini, Rosululloh bersabda : "Sholat berjama'ah lebih utama daripada sholat sendiri dengan dua puluh tujuh derajat." (HR. Bukhori dan Muslim). Dalam hadits ini tidak ditentukan apakah sholat yang dimaksudkan adalah sholat wajib ataukah sholat sunnah atau bahkan keduanya. Dari penerapan sohabat tentang sholat, kita dapati hadits ini umumnya untuk sholat wajib. Maka kita tidak berjama'ah dalam sholat tahiyyatul masjid serta sunnah qobliyah dan ba'diyah. Demikian juga banyak hal yang serupa dalam hadits-hadits lainnya, misalnya tentang keutamaan berjama'ah yang tidak diterapkan pada ibadah dzikir, karena para sohabat tidak menerapkannya walaupun ada hadits Rosululloh yang berbunyi : "Tidaklah duduk suatu kaum berdzikir menyebut Alloh kecuali para malaikat akan mengelilingi mereka, rahmat Alloh meliputi mereka, ketentraman turun kepada mereka dan Alloh menyebut-nyebut mereka di kalangan malaikat yang ada di sisi-Nya." (HR. Muslim). Hadits ini tidak difahami oleh para sohabat sebagai suatu izin untuk dzikir bersama dengan satu paduan suara atau di bawah satu komando. Hal ini jelas kita lihat, karena mereka tidak menerapkannya. Dalam rangka menerapkan rambu keempat tersebut, maka kitapun tidak boleh menyelisihi jalan mereka dengan berdzikir di bawah satu komando dan dengan paduan suara. Jika kita kerjakan, maka kita telah mengerjakan suatu kesesatan. Seandainya umat ini konsisten mengikuti rambu-rambu Shirothulmustaqim ini, niscaya mereka tidak akan terpecah belah dalam firqoh-firqoh yang bermacam-macam. Tetapi sudah menjadi ketetapan Alloh bahwa banyak dari umat ini yang tidak konsisten terhadap rambu-rambu ini, dan akhirnya pecahlah mereka menjadi 73 golongan dan hanya satu golongan saja yang tetap lurus mengikuti rambu-rambu Shirothulmustaqim serta terus menitinya. Sedangkan 72 golongan yang lain, mengabaikan sebagian dari rambu-rambu ini lalu sesatlah mereka.
Penyelisihan manusia terhadap Shirothulmustaqim pun sangat beragam. Penyelisihan terbesar adalah tidak masuknya mereka ke dalam Shirothulmustaqim atau keluar total setelah memasukinya (murtad). Mereka yang tidak memasukinya adalah mereka yang menolak seluruh rambu-rambu Shirothulmustaqim, sedangkan mereka yang keuar total dari Shirothulmustaqim setelah memasukinya terbagi atas dua golongan. Yang pertama, mereka yang dengan sadar dan sengaja meninggalkan Islam, baik berpindah agama atau tidak memeluk agama sama sekali. Kedua, mereka yang melanggar rambu pertama (tauhid) dan berjalan di atas jalur kebalikannya, yaitu syirik besar serta bersikeras menitinya walaupun tetap mengaku sebagai kaum muslimin. Termasuk golongan ini adalahmereka yang menolak ittiba' secara total dengan menolak hadits-hadits Rosululloh secara keseluruhan dan tidak mengakuinya sebagai sumber yang harus diikuti.

Penyelisihan lain menurut urutan besar dan kecilnya adalah meninggalkan sebagian ittiba' kepada Rosululloh dan mengikuti perkataan selain beliau yang bertentangan dengan petunjuk beliau. Dengan kata lain, secara teori tidak menolak ittiba' kepada Rosululloh , tetapi di dalam prakteknya.. Lihat Selengkapnyamencampur-adukkan antara sunnah dengan bid'ah serta bersikeras untuk terus berbuat demikian dengan alasan-alasan yang tidak bisa diterima secara syar'i. Mereka adalah "ahlul Bid'ah". Penyelisihan macam inilah yang telah menjadi dasar terbentuknya golongan-golongan keagamaan (ingat bukan organisasi-organisasi keagamaan) dalam Islam, yaitu golongan-golongan yang tersesat dari Shirothulmustaqim yang dinamakan "firoq dhollah". Golongan-golongan ini membentuk manhaj-manhaj sempalan berdasarkan sumber-sumber tambahan yang tidak syar'i dan karena adanya kecacatan dalam ittiba' kepada Rosululloh . Mereka masih terhitung bagian dari umat Islam, selama pelanggaran-pelanggaran mereka tidak sampai kepada kekufuran atau kesyirikan. Jika mereka sudah melakukan salah satu pembatal keislaman, maka dengan syarat sudah tegaknya hujjah atas mereka, yaitu ilmu yang jelas dan disampaikan dengan jelas, maka mereka bukanlah dari golongan orang-orang Islam. Akan tetapi, walaupun kita telah menyaksikan maraknya golongan-golongan sesat pada zaman kita ini khususnya dan pada zaman-zaman lampau pada umumnya, sebagaimana telah dikabarkan oleh Rosululloh bahwa perpecahan umat ini akan terjadi, tetapi Alloh tetap menjaga agama-Nya yang murni untuk tetap jelas dan tidak kabur atau samar.

Rosululloh bersabda :
"Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang memperoleh kemenangan, tidak merasa terkalahkan oleh orang-orang yang menghina mereka, sampai datangnya hari kiamat." (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim)

"Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang tetap berada di atas kebenaran, tidak merasa terkalahkan oleh orang-orang yang menghina mereka, sampai datangnya urusan Alloh (hari kiamat) dan mereka tetap dalam keadaan seperti itu." (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Baihaqi dan Hakim)

Dengan adanya golongan yang konsisten kepada Islam yang murni, menjaga kemurniannya dan berjuang menjayakannya, maka agama Islam yang murni tidak akan pernah pudar, apalagi menghilang. Untuk menjaga agamanya, Alloh pun membangkitkan para pembaharu pada setiap seratus tahun untuk meluruskan pemahaman umat tentang Islam, seperti waktu didakwahkan oleh Rosululloh dahulu kala.

Rosululloh bersabda :
"Sesungguhnya Alloh akan mengutus bagi umat ini dalam setiap seratus tahun seseorang yang akan memperbaharui urusan agama bagi mereka." (HR. Abu Dawud, Baihaqi dan Hakim)

Demikianlah halnya Tho'ifah al Manshuroh, Firqotunnajiyah Ahlussunnah wal Jama'ah terus berada di tengah-tengah umat sebagai contoh hidup dari Islam yang murni. Tho'ifah al manshuroh (golongan yang dimenangkan Alloh ) adalah lingkaran inti dari Ahlussunnah yang berjuang dengan menempuhsebab-sebab dan mengupayakan langkah-langkah yang menjadi syarat turunnya pertolongan Alloh dalam memperjuangkan agama yang suci ini.

Ummat ini... umat yang dirahmati Alloh , kini berada dalam keterpurukan hebat yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Mereka lemah pada sebagian besar sisi kehidupan, diperangi, dan didzolimi di banyak negeri. Kemiskinan dan kebodohan adalah warna kayoritasnya. Cengkeraman musuh-musuh mereka amat kuat membelenggu. Akan tetapi yang jauh lebih menyedihkan adalah jauhnya mayoritas umat ini dari meniti Islam yang murni. Keadaan ini bukan saja menjadi sebab dari penderitaan yang kita paparkan sebelum ini tetapi juga sangat mengancam kehidupan mereka di akhirat nanti, semoga Alloh mengampuni dan merahmati kita dan seluruh umat ini. Kepungan yang mencekik terlalu keras! Kekuatan-kekuatan hitam mengepung umat ini dari segala penjuru! Karena kejahilan, mereka dikepung oleh media, terutama televisi. Ajaran-ajaran sesat merajalela, para tukang sihir dengan nama-nama "keren" yang bermacam-macam menawarkan bantuan dan solusi dalam memecahkan problematika kehidupan melalui persembahan-persembahan kepada iblis. Perbuatan-perbuatan maksiat merajalela, cara berpakaian mayoritas waanita-wanita muslimah sama sekali tidak Islami, bahkan hampir-hampir tidak ada bedanya dengan wanita-wanita non muslimah. Praktek-praktek ke-Islamanpun banyak sekali yang menyimpang dari prinsip Ittiba'. Penyembahan terhadap setan menyebar melalui berbagai ritual-ritual bid'ah dan syirik. Anak-anak diasuh oleh media, khususnya televisi dengan sajian-sajian Hindu atau Budha, atau agama lainnya dan juga melalui program-program westernisasi. Tidak heran, karena demikian realitasnya, semakin banyaknya musibah dan malapetaka terus menimpa bangsa ini, maka semua ini harus digagalkan! Umat ini harus diselamatkan! Orang-orang sholih seperti "Anda" dan "kita semua" harus dimobilisasi untuk menjalankan usaha-usaha penyelamatan yang benar! Langkah pertama dan utama berjangka panjang adalah mendakwahi dan membina umat ini untuk kembali meniti Islam yang murni, meniti Shirothulmustaqim..!! Ini adalah konsekuensi dari ittiba' Anda kepada Rosululloh ! Ya, konsekuensi dari ittiba' dan penitian Anda atas Shirothulmustaqim..!!

Alloh berfirman :
"Katakanlah : 'Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Alloh, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (QS. Yusuf [12] : 108)
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Rosululloh dan para pengikutnya meniti jalan da'wah menuju keridhoan Alloh, meniti Shirothulmustaqim..!!

Semoga Alloh memberkahi kita semua dan menjadikan kita penolong-penolong agama-Nya. Amiin..